Arti
Sebuah Nama...........
Nama saya
didik priyadi biasa dipanggil didik,kata ibu saya arti dari nama saya adalah
seorang laki-laki yang terdidik dengan baik dan percaya diri.yang maknanya
seorang anak laki-laki yang di didik untuk menjadi lakki-laki yang baik prilaku
dan budi pekertinya selain itu juga mempunyai mental yang kuat dalam menaungi
kehidupan yang bergelombang bagaikan kerasnya ombak dilaut.banyak juga orang
yang memanggil dengan panggilan yang menyerupai artis mereka biasa memanggil
saya didi kempot karena pipiku yang kelihatan gemuk dan bentuk muka yang
bulat,saya juga dipanggil DP, Saya pikir
mereka mengejek saya karena nama DP itu adalah nama panggilan dari artis
dangdut yang terkenal pada saat itu yaitu Dewi Persik tapi ternyata salah
paham,panggilan itu diambil dari setiap huruf pertama pada nama saya yaitu DP
yang berarti (Didik Priyadi) saya jadi malu..he..he..he..
Saya
dibesarkan dalam keluarga yang sederhana
dan termasuk keluarga yang serba
berkecukupan dari mulai segi ekonominya,rumahnya.keluarga kecil yang berjumlah
empat orang. pekerjaan ayah saya hanyalah seorang petani yang penghasilanya
pas-pasan dan terkadang tak menentu.ibu saya yang seharusnya sebagai ibu rumah
tangga tetapi ikut serta mencari nafkah untuk menghidupi keluarga kecilnya
supaya anak-anaknya bisa bersekolah dan kelak menjadi orang yang sukses agar
tidak mengalami nasib yang sama dengan mereka.ayah saya adalah orang yang
sangat tekun dalam bekerja dia tidak akan meninggalkan pekerjaan itu sebelum
selesai kecuali pada urusan beribadah,dia membanting tulang untuk mewujudkan
keinginannya dan keinginan anaknya termasuk masadepan saya,yang indah dan penuh
barakah.saya mempunyai kakak perempuan yang bernama deviani dia satu-satunya
anak yang membantu ibu dan ayah saya pada saat mereka sedang kerja,setiap
pulang sekolah dia langsung menyusul ibu dan ayah ke-kebun dan saya dititipkan
pada kakek saya.
Kami tinggal
di sebuah dusun yang terletak disebuah desa yang mana jauh dari ramainya jalan
raya sepi dari kendaraan beroda empat kebanyakan yang lewat situ hanya
kendaraan beroda dua saja.Nama desa yang kami tempati adalah dusun sritanjung
kelurahan sribulan kecamatan Bp.Bangsa Raja KAB.Oku Timur sumatera
selatan.dusun kami pada waktu itu belum ada listrik hanya menggunakan
penerangan yang biasa disebut lampu lentera.yang lebih ngiris lagi pada saat
tiba bulan ramadhan yakni bulan puasa terutama pada saat sahur bangun malam
yang gelap dan hanya ada satu cahaya yang menerangi kami pada saat menyantap
makanan yang hanya dengan nasi dan tempe
goreng saja.Ibu saya sering kali berjualan kerupuk yang terbuat dari
ketela yang di olah melalui beberapa tahap dari mulai panennya, terus diklupas
kulitnya lalu dicuci kemudian di giling menggunakan mesin penggiling terus di
dicetak dengan menggunakan karung yang kemudian diatasnya ditambah beban dengan
balok yang besar,setelah menunggu tiga hari kemudian diambil lalu dimasukkan ke
panci untuk dimasak supaya mudah dalam pembentukkannya,kemudian tahap terakhir
setelah dibentuk adalah di potong-potong menjadi beberapa bagian lalu dijemur
sampai kering.ibu saya berjualan setiap
hari dari mulai pagi sekitar jam 09:00 sampai sore dengan menggunakan sepeda
ontel yang sudah tua umurnya karena bekas kakek saya, ibu saya ketika berjualan
tidak hanya diam ditempat atupun menetap seperti dipasar atau tempat yang
sekiranya orang datang atau melewati tempat itu tapi ibu saya berjualan itu
dengan beranjak dari satu desa kedesa yang lain yang jaraknya pun cukup jauh
dan belum tentu semua orang itu mau membeli kerupuk.ibuku berjualan tak kenal
panas,hujan ataupun capek yang ibu tahu itu dia pulang dengan membawa uang
untuk membeli beras dan sayuran yang kemudian nantinya akan kami makan,walupun
terkadang hanya makan dengan nasi dan tempe goreng saja dengan berjualan
setidaknya kami bisa makan ditambah dengan sayuran yang banyak vitaminya.
Saya lahir
pada tanggal 14 mei 1999,pada hari kamis malam jum’at kliwon pukul 02:00 dimana
hari-hari seperti itu dalam silsilah ataupun mitos orang jawa adalah hari diamana
sering ada penampakan mahluk-mahluk halus.saya lahir di puskesmas yang teletak
sangat jauh dari rumah saya yang kalu ditempuh itu sekitar 1 jam sampai di
tempat tujuan di daerah/desa rawa bening,maka dari itu saya sering di bilang
lahirnya ditengah-tengah rawa atau orang biasa nyebut sungai.saya dibesarkan
oleh kedua orangtua saya dengan penuh kasing sayang dari yang gak bisa bicara
jadi bisa bicara walupun tidak sesempurna orang dewasa bicara terus saya juga
diajari cara berjalan dengan alat yang terbuat dari bambu yang ditancapkan
ketanah kemudian buat lagi dari bambu yang membentuk huruf “T” yang ukuranya
lebih besar dari bambu yang ditancapkan tadi kemudian bambu yang tadi
dimasukkan kebambu yang sudah ditancapkan,terus cara menggunakanya pegang salah
satu bagian bambunya yang membentuk huruf T tadi kemudian berputar terus sampai
bisa berjalan maka dari situlah saya bisa berjalan tapi tak selincah jalanya
orang dewasa.
0 komentar:
Posting Komentar